3. Menulis kok tergantung mood
Mood itu apa sih? Suasana hati. Ya kurang lebih begitu. Maunya kalau menulis nunggu mood. Hati harus tenang. Ya kalau moodnya datang. Kalau ngak datang gimana dong? Berarti ngak nulis dong. Lalu gimana dong?
Terus mau kamu gimana? Maunya sih hati harus tenang, suasana sekitar harus mendukung baru bisa menulis. Repot amat ya?
Menulis tidak tergantung mood. Maksudnya gimana sih? Kalau mood dijadikan alasan untuk menulis, pastinya kamu tidak akan menghasilkan tulisan. Pertanyaan saya, kapan sih kamu betul betul tenang? Ketenangan itu bukan ditungu, tapi diolah sendiri. Ya kalau ingin menulis menulis saja tak perlu menunggu mood. Ciptakan ketenangan sendiri. Bayangkan aja sampeyan berada di tempat yang tenang walau berada ditengah keramaian. Caranya? Ya ngak ada cara lain kecuali dengan menulis. Dilatih bro. Menulis di tengah keramaian tapi suasana hati dibikin fokus menulis apa yang ingin ditulis.
Kalau sampeyan lagi ada masalah dan sampeyan ingin menulis, menulis saja tentang mengapa sampeyan galau. Kalau curhat lewat tulisan, galau berkurang, tulisan tentang galau pun menjadi. Lantas jika sampeyan sudah merasa nyaman cobalah menulis proyek yang sudah direncanakan.
Contoh. Saya nulis tulisan ini sambil rebahan sambil mendengarkan Tv. terus ditemani bunyi kipas angin. Kok bisa nulis sambil rebahan? Wong saya nulis pakai hp, dan cukup dengan satu jari. Kok bisa? Ya bisa lah, karena saya memang melakukan. Ya kalau mau menulis ya menulis saja tak perlu harus tergantung ini itu, apalagi tergantung mood.
No comments:
Post a Comment