Thursday, September 10, 2015

1. Menulis Kok Pengin Langsung Bagus


Siapa pun kalau menulis pasti ingin bagus. Keinginan itu memang baik, asalkan tidak jadi dinding penghalang Anda dalam menulis. Namun, kenyataan bicara lain justru ketika keinginan itu ada malah menjadi penghalang yang cukup mengganggu.

Memangnya menulis harus jelek dulu? Tidak juga sih. Maksud saya begini, abaikan saja dulu pikiran mau bagus itu. Tulis saja dulu, baik atau jelek itu bagaimana nanti. Yang penting menulis.

Buktinya mana? Ya, begini, misalnya Anda sudah terpantik semangat ingin menulis, lalu Anda buka laptop, lah, malah bengung sendiri. Masalah apa yang harus ditulis Anda tak tahu. Setelah beberapa lama kebingungan Anda mulai sadar bahwa Anda ingin menulis tentang pendidikan. Mulailah Anda menulis sekata dua kata, sebaris dua baris kalimat. Lalu Anda berpikir bahwa kalimat yang Anda tulis belum bagus, belum baik, belum benar. Apa yang Anda lakukan? Tangan Anda secepatnya menghapus. Seperti itu kan yang sering Anda lalukan? Pertanyaanya, bisa selesai tulisaannya? Jawaban Anda, engak Pak.

Lalu? Mestinya buang dulu pikiran langsung bagus tadi. Biarkan saja tulisan Anda mengalir seperti air, yang penting Anda berhasil menyelesaikan sebuah tulisan. Kalau hasilnya jelek? Ya, itulah tulisan Anda yang jelek, hehehe. Memangnya tulisan jelek itu salah? Tidak ada yang salah bro. Yang salah itu tulisan jelek langsung Anda kirim ke media berharap diterbitkan. 

Nah, tulisan jelek tadi sudah menunjukkan bahwa Anda mampu mengeluarkan gagasan Anda dalam bentuk tulisan, walau masih jelek, tidak masalah. Itu tidak aneh. Wajar saja kok, pertama belajar menulis memang seperti itu. Yang sudah terbiasa menulis pun bisa saja jelek. 

Kalau begitu Pak, apakah kita biarkan saja tulisan jelek tadi? Ada dua pilihan yang bisa Anda lakukan. Pertama, lakukan pengeditan sehingga tulisan jelek tadi menjadi tulisan yang bagus, baik dari tata bahasanya maupun pilihan katanya. Yang kedua, Anda coba lagi menulis tulisan yang baru, topik baru. Kalau tulisannya jelek lagi, Pak? Aduh...berarti nasib Anda memang jelek. Hehehe. Tidak, tidak begitu dong. Kalau terus menulis, saya yakin tulisan yang awalnya jelek akan berangsur membaik. Anda yakin? 

No comments:

Post a Comment