Terkenal karena menulis bisa jadi. Nyatanya memang ada orang terkenal lantaran menulis. Seumpama para ulama, atau penulis-penulis novel, mereka dikenal dan terkenal melalui karya mereka.
Namun, ingin terkenal dengan nenulis kurang bagus. Apa pasal? Keinginan semacam itu justru menjadi penghalang Anda dalam berkarya.
Hal itu harus dihindari kalau Anda ingin jadi penulis. Mengapa? Kok bisa jadi penghalang?
Begini, terkenal atau dikenal karena tulisan itu adalah efek sampingnya saja, bukan tujuan yang dipampang di depan. Yang terpenting menulis saja dulu. Boleh jadi ingin terkenal bisa jadi motivasi tambahan untuk terus bersemangat dalam menulis. Yang jadi masalah, ketika Anda baru belajar menulis itu malah menjadi beban. Anda akan berpikir tulisan yang harus Anda hasilkan adalah tulisan yang berkualitas seperti penulis-penulis terkenal itu.
Lantas ketika Anda mulai menulis bukannya tulisan menjadi, malah terhenti di tengah jalan lantaran merasa kualitas yang dihasilkan tidak seperti yang diinginkan. Ah, bagaimana bisa terkenal kalau tulisan saya jelek seperti ini, ini yang terbayang di pikiran Anda. Lantas Anda mengubur impian Anda menjadi penulis.
Di situlah masalahnya, baru ingin belajar menulis sudah mau menyandingkan diri dengan orang yang sudah terkenal. Jauh bro.
Yang mesti Anda lakukan adalah bukan melihat siapa mereka sekarang. Tetapi lihatlah bagaimana mereka sebelumnya? Mereka seperti Anda juga tidak langsung terkenal dan tulisan mereka tidak langsung bagus dan berkualitas tinggi. Mengapa mereka bisa? Karena mereka memang sudah melalui proses yang panjang. Tidak serta merta jadi. Awalnya mereka tentu seperti Anda.
Jadi jaukan dulu beban pikiran ingin terkenal itu yang penting menulis dulu. Mau terkenal atau tidak, tak masalah. Loh, buru-buru terkenal, menulis saja belum Anda lakukan. Anehkan? Oleh karena itu, mari menulis! Anda yakin?
Thursday, September 10, 2015
1. Menulis Kok Pengin Langsung Bagus
Siapa pun kalau menulis pasti ingin bagus. Keinginan itu memang baik, asalkan tidak jadi dinding penghalang Anda dalam menulis. Namun, kenyataan bicara lain justru ketika keinginan itu ada malah menjadi penghalang yang cukup mengganggu.
Memangnya menulis harus jelek dulu? Tidak juga sih. Maksud saya begini, abaikan saja dulu pikiran mau bagus itu. Tulis saja dulu, baik atau jelek itu bagaimana nanti. Yang penting menulis.
Buktinya mana? Ya, begini, misalnya Anda sudah terpantik semangat ingin menulis, lalu Anda buka laptop, lah, malah bengung sendiri. Masalah apa yang harus ditulis Anda tak tahu. Setelah beberapa lama kebingungan Anda mulai sadar bahwa Anda ingin menulis tentang pendidikan. Mulailah Anda menulis sekata dua kata, sebaris dua baris kalimat. Lalu Anda berpikir bahwa kalimat yang Anda tulis belum bagus, belum baik, belum benar. Apa yang Anda lakukan? Tangan Anda secepatnya menghapus. Seperti itu kan yang sering Anda lalukan? Pertanyaanya, bisa selesai tulisaannya? Jawaban Anda, engak Pak.
Lalu? Mestinya buang dulu pikiran langsung bagus tadi. Biarkan saja tulisan Anda mengalir seperti air, yang penting Anda berhasil menyelesaikan sebuah tulisan. Kalau hasilnya jelek? Ya, itulah tulisan Anda yang jelek, hehehe. Memangnya tulisan jelek itu salah? Tidak ada yang salah bro. Yang salah itu tulisan jelek langsung Anda kirim ke media berharap diterbitkan.
Nah, tulisan jelek tadi sudah menunjukkan bahwa Anda mampu mengeluarkan gagasan Anda dalam bentuk tulisan, walau masih jelek, tidak masalah. Itu tidak aneh. Wajar saja kok, pertama belajar menulis memang seperti itu. Yang sudah terbiasa menulis pun bisa saja jelek.
Kalau begitu Pak, apakah kita biarkan saja tulisan jelek tadi? Ada dua pilihan yang bisa Anda lakukan. Pertama, lakukan pengeditan sehingga tulisan jelek tadi menjadi tulisan yang bagus, baik dari tata bahasanya maupun pilihan katanya. Yang kedua, Anda coba lagi menulis tulisan yang baru, topik baru. Kalau tulisannya jelek lagi, Pak? Aduh...berarti nasib Anda memang jelek. Hehehe. Tidak, tidak begitu dong. Kalau terus menulis, saya yakin tulisan yang awalnya jelek akan berangsur membaik. Anda yakin?
Subscribe to:
Posts (Atom)