1.1 Belajar dari Kesalahan.
Kesalahan bagi kita yang baru
belajar adalah hal yang biasa. Dari kesalahan itulah kita belajar, justeru
dengan kesalahan kita akan jadi tahu mana yang benar, sehingga kita akan
selamanya ingat bahwa hal seperti itu salah dan kita jadi tahu dan kita
berhati-hati agar tidak mengulangi kesalahan yang ada.
Belajar menulis, mengetik naskah
lalu menyimpan dengan menggunakan save as lalu saya simpan ke file yang
terdahulu, lalu ada tampilan replace existing file, saya klik
ok, setelah saya tutup, dan
ketika dibuka lagi yang ada hanya tulisan yang baru dan tulisan yang
lama sudah hilang. Padahal yang dikehendaki mau menambahkan tulisan, ih malah
hilang. Saya akui ini kebodohan saya, tapi dari kebodohan ini saya
jadi tahu, dan
berhati-hati agar tidak terulang lagi. Hehe.
Untungnya, semua tulisan yang
terdahulu diposting di facebook
komonitas Bersama Tarekat Tijani, alhamdulillah bisa dikopi lagi.
Terimakasih facebook. Kalau tidak ada kamu
entah bagaimana jadinya.
Mengingat pengalaman sebelumnya
rusaknya komputer, tanpa bisa diperbaiki lagi, sehingga semua tulisan tak
mungkin bisa dilihat lagi. Untungnya masih sempat diprin. Hal ini mengingatkan saya untuk selalu memusting
tulisan saya ke facebook, ternyata ada benarnya. Pas tulisan hilang kita dengan
mudah mencarinya di file catatan fb atau di dokumen komonitas yang kita bangun.
Alhamdulillah.
Pengalaman memang berharga, Belajar
memang harus mencoba, dan tak takut salah, tak takut ditertawakan. Mungkin anda
yang membaca tulisan ini, mengakak sendiri, betapa bodohnya saya. Tapi, saya
tidak malu dan tak takut ditertawaan, bahkan dibilang bodoh sekalipun. Saya
menulis pengalaman ini karena saya belajar menulis, sekaligus bereksperimin,
karena memang saya belajar komputer
pertamanya hanya diajari membuka dan mematikan komputer saja oleh teman
saya, selebihnya hanya belajar dengan keberanian saja klik sana dan klik situ.
Belajar memang tak perlu malu.
Misalnya kalau sudah tua belum bisa
membaca Al Qur`an, lalu malu
belajar lantaran usia tua, mana mungkin bisa membaca Al Qur`an. Begitu
juga belajar menulis, ataupun belajar hal-hal lainnya. Jangan ada alasan
apapun, apakah alasan karena tua, alasan karena tidak ada waktu, dan
alasan-alasan lain yang
hanya menghambat
kita dalam belajar. Begitu pula belajar
menulis, kita harus bisa mengikis alasan pembenaran untuk tidak menulis. Enyahkanlah rasa malu dan alasan untuk raih kesuksesan.
Belajarlah dari kesalahan! Kesalahan karena mencoba adalah lebih baik
ketimbang tidak pernah salah karena belum pernah mencoba. Dan kegagalan yang
terbanyak adalah dikarenakan ketakutan
pada kegagalan yang pertama, lalu tidak pernah mencobanya sekali lagi.
Yang sering kita tatap adalah pintu yang sempit karena kegagalan itu, padahal
masih banyak pintu lain yang terkembang lebar, dan di sanalah kesuksesan itu
berada.
Yakinlah kalau kran yang satu mampet,
masih banyak kran-kran lain yang bisa terbuka dan bisa mengalirkan air untuk
kita. Yang terpenting adalah mencoba, dan mencoba, sampai akhirnya kita
menemukannya. Sungguh pengalaman mencoba itulah yang akan menjadi guru terbaik
buat diri kita sendiri. Begitu juga dengan menulis cerpen. Dan yakinlah semua itu bukanlah suatu
kesia-siaan.